Banyak Petani Sawit Tidak Panen Karna Harga Anjlok, Ketua KNPI Sumbar Angkat Bicara

    Banyak Petani Sawit Tidak Panen Karna Harga Anjlok, Ketua KNPI Sumbar Angkat Bicara

    PADANG - Ketua DPD KNPI Sumbar Angga Azkardha meminta pemerintah segera memperbaiki harga tandan buah sawit (TBS). saat ini harga TBS sangat rendah sehingga keadaan ini Menurutnya menyengsarakan masyarakat petani sawit di berbagai kabupaten di Sumatera Barat (26/07/2022).

    "Harga tandan buah sawit (TBS) saat ini sangat turun drastis dan membuat masyarakat merugi, banyak masyarakat di berbagai kabupaten di Sumatera Barat mengeluhkan persoalan ini, tentu masalah ini negara harus segera mencari jalan solusi terbaik sesegera mungkin oleh pemerintah, " terang Angga

    "Banyak Petani kelapa sawit di Sumatera Barat Memilih untuk tidak memanen tandan buah segar (TBS) akibat harga cukup murah mencapai Rp500 per kilogram semenjak beberapa minggu lalu, " ujarnya.

    "Hal itu dikarenakan biaya produksi cukup tinggi mulai dari upah panen sebesar Rp200 per kilogram, biaya lansir dari kebun ke jalan utama Rp300 per kilogram, " tambahnya.

    "Keadaan ini juga di perburuk banyak pabrik tidak membeli TBS milik petani, setelah persediaan TBS cukup banyak di pabrik kelapa sawit, belom lagi harga pupuk yang mahal hari ini, " paparnya.

    Jika kita mengacu pada harga Crude Palm Oil (CPO) dunia, harga TBS petani tak layak dihargai rendah, bahkan sangat rendah sekali, hal ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintah melarangan ekspor CPO beberapa waktu lalu,

    "Kebijakan menertibkan harga minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) berefek besar dan membuat masalah baru, harga TBS tak kunjung naik. Kebijakan inilah awal mulanya mematikan para petani, " ujarnya.

    Menurutnya, pemerintah masih gagap dalam menyelesaikan masalah ini.

    "Pemerintah jangan gagap melihat persoalan ini, kita mendorong pemerintah untuk segera membuat program integrasi dari hulu sampai hilir di bidang pertanian, Dengan begitu, harga TBS bisa menguntungkan bagi petani, " tuturnya.

    "Ekonomi yang dirasakan para petani sawit jangan sampai mengganggu keadaan stabilitas keamanan akibat negara tidak mampu menyelesaikan persoalan ini karna banyak sekali Masyarakat yang menggantungkan hidupnya disini, " pungkasnya.

    sumbar
    Fernando Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    Antisipasi Krisis Pangan, Prajurit Kodim...

    Artikel Berikutnya

    BNI Kantor Cabang Bukittinggi Serahkan CSR...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Penggunaan Sirekap di Kabupaten Solok Berjalan Lancar dan Aman, 100 Persen Publikasi C-Hasil di Hari H
    Hari Kedua Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Tingkat Kabupaten Solok,  14 Kecamatan Selesai Dilaksanakan
    Pj Wako Suprayitno Apresiasi KPU, Bawaslu, dan Masyarakat atas Suksesnya Pilkada Payakumbuh

    Ikuti Kami